Pengertian Agama,Definisi Agama

Pengertian Agama,Definisi Agama
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.

Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Definisi

Definisi tentang agama dipilih yang sederhana dan meliputi. Artinya definisi ini diharapkan tidak terlalu sempit atau terlalu longgar tetapi dapat dikenakan kepada agama-agama yang selama ini dikenal melalui penyebutan nama-nama agama itu. Untuk itu terhadap apa yang dikenal sebagai agama-agama itu perlu dicari titik persamaannya dan titik perbedaannya.

Manusia memiliki kemampuan terbatas, kesadaran dan pengakuan akan keterbatasannnya menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa diluar dirinya. Sesuatu yang luar biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga. Dan sumber yang luar biasa itu ada bermacam-macam sesuai dengan bahasa manusianya sendiri. Misal Tuhan, Dewa, God, Syang-ti, Kami-Sama dan lain-lain atau hanya menyebut sifat-Nya saja seperti Yang Maha Kuasa, Ingkang Murbeng Dumadi, De Weldadige dll.

Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan dengan cara menghambakan diri, yaitu:
menerima segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya dan yakin berasal dari Tuhan
menaati segenap ketetapan, aturan, hukum dll yang diyakini berasal dari Tuhan

Dengan demikian diperoleh keterangan yang jelas, bahwa agama itu penghambaan manusia kepada Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat 3 unsur, ialah manusia, penghambaan dan Tuhan. Maka suatu paham atau ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok pengertian tersebut dapat disebut agama.
artikel yang lain,yang disediakan 'anyail bedeh beih
read more

Pengertian Tuhan,Apa itu Tuhan,Definisi Tuhan

Pengertian Tuhan,Apa itu Tuhan,Definisi Tuhan
Kata Tuhan merujuk kepada suatu dzat abadi dan supranatural, biasanya dikatakan mengawasi dan memerintah manusia dan alam semesta atau jagat raya. Hal ini bisa juga digunakan untuk merujuk kepada beberapa konsep-konsep yang mirip dengan ini misalkan sebuah bentuk energi atau kesadaran yang merasuki seluruh alam semesta, di mana keberadaan-Nya membuat alam semesta ada; sumber segala yang ada; kebajikan yang terbaik dan tertinggi dalam semua makhluk hidup; atau apapun yang tak bisa dimengerti atau dijelaskan.

Banyak tafsir daripada nama "Tuhan" ini yang bertentangan satu sama lain. Meskipun kepercayaan akan Tuhan ada dalam semua kebudayaan dan peradaban, tetapi definisinya lain-lain. Istilah Tuan juga banyak kedekatan makna dengan kata Tuhan, dimana Tuhan juga merupakan majikan atau juragannya alam semesta. Tuhan punya hamba sedangkan Tuan punya sahaya atau budak.
Kata Tuhan disebutkan lebih dari 1.000 kali dalam Al-Qur'an,sementara di dalam Alkitab kata Tuhan disebutkan sebanyak 7677
TUHAN,adalah:dzat yang ada (bukan diadakan/diciptakan,tidak dilahirkan dan tidak melahirkan),DIA hidup (tidak dihidupkan dan tidak mati),DIA kuasa tidak butuh kepada makhluknya,DIA mengatur dan menentukan (bukan diatur dan ditentukan).
maka yang bisa dikatakan TUHAN haruslah memenuhi unsur unsur diatas.

Teori ketuhanan

Paham ketuhanan yang beraneka penjelasan tersebut, berdasarkan teori atau pendekatan yang digunakan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Dalil Logik. Sesuatu yang tidak dapat dilihat atau kesan tidak semestinya tiada. Sekiranya kita tidak dapat melihat atau mengesan nyawa, tidak bererti nyawa itu tidak wujud. Sekiranya cetusan eletrik dalam otak diukur sebagi nyawa, komputer yang mempunyai prinsip yang sama masih tidak dianggap bernyawa.
Dalil Kejahatan di Dunia. Tuhan telah memberi peringatan agar manusia berbuat baik sesama manusia, dengan amaran siksaan yang keras kepada mereka yang ingkar. Adanya kejahatan yang diamalkan oleh manusia di bumi adalah pilihan manusia itu sendiri. Kejahatan adalah keadaan di mana ketiadaan kebaikan. Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalas melainkan sebanding dengan kejahatan itu.
Dalil Kesempurnaan. Tuhan adalah sempurna dari segala sifat kecacatan. , dengan itu mengatakan Tuhan tidak mampu adalah salah, sebagai contoh "Adakah Tuhan itu berkuasa untuk mencipta satu batu yang terlalu berat, yang tidak mampu diangkat oleh dirinya sendiri?" menunjukkan keinginan meletakkan sifat manusia kepada Tuhan. Berat adalah hukum yang dicipta Tuhan, apa yang berat di bumi tidak bererti di angkasa. Berat tidak membawa apa-apa erti di alam ghaib.
Dalil Kosmologikal. Dari segi kosmologi, Tuhan seharusnya wujud sebagai punca kepada kewujudan alam. Dengan premis "segala sesuatu itu berpunca", maka adalah tidak masuk akal untuk mengatakan alam ini wujud tanpa mempunyai punca,yakni Tuhan. Di alam ini semuanya tersusun dengan hukum-hukum yang tertentu dengan ketentuan Tuhan, yang mana dari segi sains pula dikenali sebagai hukum alam.
Dalil Antropofik. Kewujudan manusia dan fitrahnya untuk mengenal tuhan sudah membuktikan kewujudan Tuhan.
read more

Mitologi

Istilah Mitologi telah dipakai sejak abad 15, dan berati “ilmu yang menjelaskan tentang mitos”. Di masa sekarang, Mitologi menurutKamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah ilmu tentang bentuk sastra yang mengandung konsepsi dan dongeng suci mengenai kehidupan Dewa dan makhluk halus di suatu kebudayaan. Menurut pakarnya, Mitos tidak boleh disamakan dengan fabel, legenda,cerita rakyat, dongeng, anekdot atau kisah fiksi. Mitos dan agama juga berbeda, namun meliputi beberapa aspek.

Mitologi terkait dekat dengan legenda maupun cerita rakyat. Tidak seperti mitologi, pada cerita rakyat, waktu dan tempat tidak spesifik dan ceritanya tidak dinggap sebagai suatu yang suci yang dipercaya kebenarannya. Sedangkan legenda, meskipun kejadiannya dianggap benar, pelaku-pelakunya pada legenda adalah manusia bukan dewa dan monster seperti pada mitologi.
artikel yang siap anda baca dan insya allah mendidik:

read more

Fiksi dan adjektiva

Fiksi adalah sebuah istilah sastra yang berarti tidak benar terjadi atau sebuah karangan belaka.
Kata sifatnya atau adjektif adalah fiktif.
Fiktif adalah sebuah istilah sastra. Kata sifat adjektif ini berarti tidak benar terjadi atau sebuah karangan belaka.
Kata nominalnya adalah fiksi.

adjektiva

Kata sifat atau adjektiva (bahasa Latin: adjectivum) adalah kelas kata yang mengubah kata benda atau kata ganti, biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih spesifik. Kata sifat dapat menerangkan kuantitas, kecukupan, urutan, kualitas, maupun penekanan suatu kata. Contoh kata sifat antara lain adalah keras, jauh, dan kaya.
read more

Sastra

Sastra (Sanskerta: शास्त्र, shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.

Yang agak bias adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra.

Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.

Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa.

Jadi, yang termasuk dalam kategori Sastra adalah:
Novel
Cerita/cerpen (tertulis/lisan)
Syair
Pantun
Sandiwara/drama
Lukisan/kaligrafi
read more

madura,bawean,melayu dll

Bawean

Bahasa Bawean ditengarai sebagai kreolisasi bahasa Madura, karena kata-kata dasarnya yang berasal dari bahasa ini, namun bercampur aduk dengan kata-kata Melayu dan Inggris serta bahasa Jawa karena banyaknya orang Bawean yang bekerja atau bermigrasi ke Malaysia dan Singapura, Bahasa Bawean memiliki ragam dialek bahasa biasanya setiap kawasan atau kampung mempunyai dialek bahasa sendiri seperti Bahasa Bawean Dialek Daun, Dialek Kumalasa, Dialek Pudakit dan juga Dialek Diponggo. Bahasa ini dituturkan di Pulau Bawean, Gresik, Malaysia, dan Singapura. Di dua tempat terakhir ini bahasa Bawean dikenal sebagai Boyanese. Intonasi orang Bawean mudah dikenali di kalangan penutur bahasa Madura. Perbedaan kedua bahasa dapat diibaratkan dengan perbedaan antara bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia, yang serupa tapi tak sama meskipun masing-masing dapat memahami maksudnya. Contoh-contoh:
eson atau ehon = aku (sengkok/engkok dalam bahasa Madura)
kalaaken = ambilkan (kalaagghi dalam bahasa Madura)
trimakasih = terimakasih (salengkong / sakalangkong / kalangkong dalam Bahasa Madura)
adek = depan (adek artinya dalam bahasa Madura
perbandingan dengan bahasa melayu
Bahasa Bawean juga banyak yang sememangnya sama dengan Bahasa Melayu, contohnya:
Dapur (baca: Depor) = Dapur
Kanan = Kanan
Banyak (baca: benyyak) = Banyak
Masuk = Masuk
Suruh = Suruh

Perbedaan imbuhan di depan, contohnya:
Ngakan = Makan
Nginum = Minum
Arangkak = Merangkak
Tojuk-tojuk =Duduk-duduk
Asapoan = Nyapu
Acaca = Bicara

Konsonan [j] biasanya ditukar ke [d͡ʒ], seperti:
Bajar (baca: Bejer) = Bayar
Lajan (baca: Lajen) = Layan
Sembhajang (baca: sembejeng) = Sembahyang

Konsonan [w] di pertengahan pula ditukar ke konsonan [b], seperti:
Bhabang (baca: Bebeng)= Bawang

perbandingan dengan bahasa jawa

Perkataan yang sama dengan bahasa Jawa:

Bahasa Jawa = Bahasa Bawean
Kadung = Kadung (Bahasa Melayu = Terlanjur)
Peteng = Peteng (Bahasa Melayu = Gelap)

Konsonan [w] di pertengahan pula ditukar ke konsonan [b], seperti:

Bahasa Jawa ~ Bahasa Bawean
Lawang = Labang(baca Labeng) (Bahasa Melayu = Pintu)

Konsonan [j] di pertengahan pula ditukar ke konsonan [d͡ʒ], seperti:
Payu = paju (Bahasa Melayu = Laku)
read more

Bahasa Madura

Bahasa Madura adalah bahasa yang digunakan Suku Madura. Bahasa Madura mempunyai penutur kurang lebih 16 juta orang, dan terpusat di Pulau Madura, Ujung Timur Pulau Jawa atau di kawasan yang disebut kawasan Tapal Kuda terbentang dari Pasuruan, Surabaya, Malang, sampai Banyuwangi, Kepulauan Masalembo, hingga Pulau Kalimantan.

Bahasa Kangean, walau serumpun, dianggap bahasa tersendiri.

Di Pulau Kalimantan, masyarakat Madura terpusat di kawasan Sambas, Pontianak, Bengkayang dan Ketapang, Kalimantan Barat, sedangkan di Kalimantan Tengah mereka berkonsentrasi di daerah Kotawaringin Timur, Palangkaraya dan Kapuas. Namun kebanyakan generasi muda Madura di kawasan ini sudah hilang penguasaan terhadap bahasa ibu mereka.
Kosakata
Bahasa Madura merupakan anak cabang dari bahasa Austronesia ranting Malayo-Polinesia, sehingga mempunyai kesamaan dengan bahasa-bahasa daerah lainnya di Indonesia.

Bahasa Madura banyak terpengaruh oleh Bahasa Jawa, Melayu, Bugis, Tionghoa dan lain sebagainya. Pengaruh bahasa Jawa sangat terasa dalam bentuk sistem hierarki berbahasa sebagai akibat pendudukan Mataram atas Pulau Madura. Banyak juga kata-kata dalam bahasa ini yang berakar dari bahasa Indonesia atau Melayu bahkan dengan Minangkabau, tetapi sudah tentu dengan lafal yang berbeda.

Contoh :
bhileh (huruf "a" dibaca [e] (info)) sama dengan bila = kapan
oreng = orang
tadha' = tidak ada (hampir sama dengan kata tadak dalam Melayu Pontianak)
dhimma (baca: dimmah) = mana? (hampir serupa dengan dima di Minangkabau)
tanyah = sama dengan tanya
onggu = sungguh, benar (dari kata sungguh)
Kamma (baca: kammah mirip dengan kata kama di Minangkabau)= kemana?
Sistem pengucapan
Bahasa Madura mempunyai sistem pelafalan yang unik. Begitu uniknya sehingga orang luar Madura yang berusaha mempelajarinyapun mengalami kesulitan, khususnya dari segi pelafalan tadi.

Bahasa Madura mempunyai lafal sentak dan ditekan terutama pada konsonan [b], [d], [j], [g], jh, dh dan bh atau pada konsonan rangkap seperti jj, dd dan bb . Namun demikian penekanan ini sering terjadi pada suku kata bagian tengah.

Sedangkan untuk sistem vokal, Bahasa Madura mengenal vokal [a], [i], [u], [e], [ə] dan [o].
Tingkatan Bahasa
Bahasa Madura sebagaimana bahasa-bahasa di kawasan Jawa dan Bali juga mengenal Tingkatan-tingkatan, namun agak berbeda karena hanya terbagi atas tiga tingkat yakni:
Ja' - iya (sama dengan ngoko)
Engghi-Enthen (sama dengan Madya)
Engghi-Bunthen (sama dengan Krama)

Contoh :
Berempa' arghena paona?: Mangganya berapa harganya? (Ja'-iya)
Saponapa argheneppon paona?: Mangganya berapa harganya? (Engghi-Bunthen)
Dialek-dialek Bahasa Madura


Bahasa Madura juga mempunyai dialek-dialek yang tersebar di seluruh wilayah tuturnya. Di Pulau Madura sendiri pada galibnya terdapat beberapa dialek seperti:
Dialek Bangkalan
Dialek Sampang
Dialek Pamekasan
Dialek Sumenep, dan
Dialek Kangean

Dialek yang dijadikan acuan standar Bahasa Madura adalah dialek Sumenep, karena Sumenep di masa lalu merupakan pusat kerajaan dan kebudayaan Madura. Sedangkan dialek-dialek lainnya merupakan dialek rural yang lambat laun bercampur seiring dengan mobilisasi yang terjadi di kalangan masyarakat Madura. Untuk di pulau Jawa, dialek-dialek ini seringkali bercampur dengan Bahasa Jawa sehingga kerap mereka lebih suka dipanggil sebagai Pendalungan daripada sebagai Madura. Masyarakat di Pulau Jawa, terkecuali daerahSitubondo, Bondowoso, dan bagian timur Probolinggo umumnya menguasai Bahasa Jawa selain Madura.

Contoh pada kasus kata ganti "kamu":
kata be'en umum digunakan di Madura. Namun kata be'na dipakai di Sumenep.
sedangkan kata kakeh untuk kamu lazim dipakai di Bangkalan bagian timur dan Sampang.
Heddeh dan Seddeh dipakai di daerah pedesaan Bangkalan.

Khusus Dialek Kangean, dialek ini merupakan sempalan dari Bahasa Madura yang karena berbedanya hingga kerap dianggap bukan bagian Bahasa Madura, khususnya oleh masyarakat Madura daratan.

Contoh:
akoh: saya (sengko' dalam bahasa Madura daratan)
kaoh: kamu (be'en atau be'na dalam bahasa Madura daratan)
berrA' : barat (berre' dengan e schwa dalam bahasa Madura daratan)
morrAh: murah (modhe dalam bahasa Madura daratan)
belajar bahasa madura
read more

belajar bahasa madura

assalamu'alaikum wr.wb.
buat teman temanku semuanya,dalam kesempatan kali ini aku ingin memberi kabar buat kalian semua,bahwa insya allah aku bisa membantu kalian semua untuk mempelajari bahasa madura.
tapi kalian harus tahu,bahwa dalam bahasa madura itu juga banyak macamnya,sama halnya dengan bahasa jawa,jawanya surabaya tidak sama dengan jawanya jawa tengah,jawa malang tidak sama dengan jawanya banyuwangi,madura juga begitu,walaupun tidak terlalu banyak perbedaannya tapi tetap saja lain daerah ada perbedaannya.
contohnya,kalimat tidak tahu,kalau di bahasa madura ada dua istilah untuk melafadhkan itu,bisa dengan "tak taoh" bisa juga dengan "lok taoh" atau bisa juga pakek "tak oning" kalau bahasa halusnya "kurang ngageli".
anda juga bisa minta translate bahasa indonesia ke bahasa madura kepadaku,namun harap dimaklum kalau tidak langsung dijawab atau lama,karna aku kan tidak musti buka blog tiap hari.
oke sekian dulu pemberitahuannya semoga ini bermanfaat.wassalamu'alaikum wr.wb.
belajar bahasa madura
read more